PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA
DEPARTEMEN
BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2014
Judul
|
:
|
Desinfeksi Air Menggunakan
Aliran Listrik 10 Volt Dengan Lama Perlakuan 0, 2, 4, 6, 8 dan 10 Menit
|
Nama
|
:
|
Intan Kurnia Sakarosa
|
NRP
|
:
|
C14100056
|
Pembimbing
|
:
|
1.
Dr. Ir.
Kukuh Nirmala, M.Sc.
2.
Dr.
Munti Yuhana, S.Pi, M.Si
|
Hari/tanggal
|
:
|
Kamis/19 Juni 2014
|
Waktu/tempat
|
:
|
10.00-11.00/ R. Benk lantai 3, Departemen Budidaya
Perairan, FPIK, IPB
|
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan budidaya dikenal
adanya kegiatan persiapan wadah. Pendekatan lingkungan untuk desinfeksi air
sebagai media pemeliharaan memanfaatkan aliran listrik belum pernah dilakukan.
Wadah dan media dalam budidaya merupakan bagian yang penting dan memerlukan
penanganan khusus diawal kegiatan budidaya. Penggunaan air sebagai media
pemeliharaan yang tidak steril menjadikan sumber berbagai penyakit dan kematian
massal pada ikan. Khairuman 2008 mengatakan bahwa penggunaan benih ikan yang
baik tidak dapat menentukan produksi lebih baik ketika wadah atau media yang digunakan
mengandung sumber patogen.
Desinfeksi air sebagai media
pemeliharaan perlu dilakukan sebelum digunakan dalam kegiatan budidaya. Hal ini
bertujuan untuk mencegah masuknya sumber patogen penyebab penyakit diawal
budidaya. Salah satu cara desinfeksi bakteri adalah dengan metode ozonasi
(Yanuarta 2012). Terdapat beberapa bahan kimia yang digunakan dalam desinfeksi
seperti kaporit, klorin, kalium permanganat dan formalin. Metode desinfeksi
baik secara fisik, biologi, kimia dan kombinasinya bertujuan untuk menciptakan
kondisi bebas mikroorganisme (Marlupi 2003). Sehingga ikan yang dibudidaya
dapat hidup dalam lingkungan optimal dan bebas penyakit.
Pemanfaatan aliran listrik
diharapkan dapat menurunkan jumlah koloni bakteri pada media pemeliharaan,
sehingga dapat menjadi suatu teknologi baru dalam desinfeksi wadah budidaya
perairan yang aman. Tanpa diperlukan penggantian air, sehingga dapat menekan
penggunaan jumlah air dan dapat langsung digunakan dalam proses budidaya.
TUJUAN
Penelitian
ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pemberian aliran listrik sebesar 10 Volt
dengan berbagai perlakuan lama waktu pada air yang akan digunakan sebagai media
budidaya dengan pemberian aliran listrik dengan lama waktu yang tepat untuk
pelaksanaan desinfeksi pada air.
METODOLOGI
Penelitian dilaksanakan pada
bulan Januari sampai Februari 2014 bertempat di Laboratorium Lingkungan dan
Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan,
Institut
Pertanian Bogor. Media
air yang digunakan untuk penelitian ini air tandon 0 ppt
dan 3 ppt dengan
volume yang digunakan sebanyak 6 liter per akuarium dengan volume total 108 liter untuk
semua perlakuan dan ulangan. Air bersumber dari kolam Babakan Darmaga
Bogor. Biakan bakteri probiotik NP5 dan bakteri
Staphylococcus aureus sebanyak masing-masing 500 ml dan populasi 108 CFU/mL
dituangkan pada 71.5 liter akuades steril sebagai kegiatan penelitian
pendahuluan. Volume yang digunakan sebanyak 6 liter per akuarium dengan volume total 72
liter untuk semua perlakuan dan ulangan. Air yang diberikan perlakuan
adalah sebanyak 6 liter untuk setiap akuarium.
Penelitian ini menggunakan
rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan menggunakan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan
yang digunakan yaitu perlakuan pemberian aliran listrik dengan waktu berbeda
pada pelaksanaan desinfeksi air. Perlakukan
terdiri atas Kontrol : Tanpa pemberian aliran listrik, Perlakuan 2 menit :
Waktu pemberian aliran listrik 2 menit, Perlakuan
4 menit : Waktu pemberian aliran listrik 4 menit, Perlakuan 6 menit :
Waktu pemberian aliran listrik 6 menit, Perlakuan 8
Menit : Waktu pemberian aliran listrik 8 menit dan Perlakuan 10 : Waktu
prmberian aliran listrik 10 menit. Parameter yang diamati meliputi
parameter Total
Plate Count (TPC), persentase bakteri terkandung, persentase
mortalitas bakteri, pengukuran kualitas air (suhu,
pH, DO, amonia dan DHL) dan analisis biaya listrik. Pengolahan
dan analisis data menggunakan Microsoft
Excel 2017 selanjutnya data kualitas air diolah
secara deskriptif.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Berikut
ini adalah Nilai TPC dan persentase mortalitas bakteri pada pendahuluan penelitian selama proses pemberian paparan
listrik sebesar 10 Volt.
Gambar 1. Total Plate Count
dan persentase mortalitas bakteri biakan bakteri probiotik NP5 (kiri) dan
bakteri Staphylococcus aureus (kanan)
Total
bakteri pada biakan
bakteri probiotik NP5 terendah
dicapai perlakuan 6 menit berkisar pada 107
CFU/mL dengan persentase mortalitas bakteri
mencapai 0.8
%. Sedangkan Total bakteri pada biakan bakteri Staphylococcus aureus terendah dicapai perlakuan 6 menit
berkisar pada 107 CFU/mL dengan persentase mortalitas bakteri mencapai 0.9 %. (--) menunjukkan kisaran
minimum total bakteri untuk budidaya perikanan.
Berikut ini adalah
Nilai TPC dan persentase mortalitas bakteri pada
penelitian utama pada air tandon Kolam Babakan 0 ppt dan 3 ppt selama proses pemberian paparan
listrik sebesar 10 Volt.
Gambar 2. Total Plate Count
dan persentase mortalitas bakteri penelitian utama pada air tandon Kolam Babakan 0 ppt (kiri) dan 3 ppt (kanan)
Total
bakteri
penelitian utama pada air tandon Kolam Babakan 0 ppt terendah dicapai perlakuan 10 menit
berkisar pada 102 CFU/mL dengan persentase mortalitas bakteri mencapai 6.66 %.
Sedangkan pada 3 ppt terendah dicapai perlakuan 10 menit berkisar pada 101 CFU/mL dengan persentase mortalitas bakteri mencapai 3.2 %. (--) menunjukkan kisaran minimum total bakteri
untuk budidaya perikanan.
Berikut ini adalah persentase bakteri terkandung pada air tandon Kolam Babakan 0 ppt dan 3
ppt selama proses pemberian paparan listrik
sebesar 10 Volt.
Gambar 3. Persentase bakteri terkandung pada air tandon Kolam
Babakan 0 ppt dan 3 ppt
Persentase bakteri terkandung terendah pada air tandon Kolam Babakan 0 ppt dan 3 ppt sebesar 84.4±1.3 % dan 77.1±5.9 %
pada akhir perlakuan (10 menit).
Berikut ini adalah persentase bakteri terkandung pada air biakan bakteri probiotik NP5 dan Staphylococcus aureus selama proses pemberian paparan listrik
sebesar 10 Volt.
Gambar 4. Persentase bakteri terkandung pada air biakan bakteri probiotik NP5 dan Staphylococcus aureus
Persentase bakteri terkandung terendah pada air biakan bakteri probiotik NP5 dan Staphylococcus aureus sebesar 98.4 % dan 89.1 % pada akhir perlakuan (10 menit).
Berikut ini merupakan data
kisaran kualitas air tandon kolam Babakan 0 ppt yang diberi paparan listrik 10
Volt.
Tabel 1
Data kisaran kualitas air 0 ppt yang diberi paparan listrik 10 Volt.
Perlakuan
(menit)
|
Parameter
|
||||
Suhu
(°C)
|
pH
|
DO
(mg/L)
|
Amonia
(mg/L)
|
DHL
(µs/cm)
|
|
0
|
25.20-25.30
|
8.29-8.31
|
5.41-5.42
|
0.010-0.011
|
130
|
2
|
26.00-26.10
|
8.26-8.27
|
5.31-5.32
|
0.014-0.015
|
125-126
|
4
|
26.00-26.10
|
8.23-8.24
|
5.30-5.31
|
0.016
|
126-127
|
6
|
26.30-26.40
|
8.25-8.26
|
5.30-5.31
|
0.025-0.026
|
130-131
|
8
|
25.00-25.30
|
8.25
|
5.26-5.32
|
0.009-0.010
|
130-131
|
10
|
25.00-25.40
|
8.25-8.26
|
5.25-5.26
|
0.013
|
131
|
Refrensi
|
25-32
(Boyd 1990)
|
6-9
(Boyd 1990)
|
>2
(Boyd 1990)
|
<0.02
(Effendi 2003)
|
<1000(Zain 2012)
|
Berdasarkan tabel 1, suhu
pada media air yang diberi paparan listrik sebesar 10 Volt berkisar antara 25.00-26.40
0C, pH berkisar antara 8.23-80.31.
Nilai DO berkisar antara 5.25-5.41 mg/L, nilai
amonia berkisar antara 0.009-0.026
mg/L. Nilai DHL berkisar antara 125-131 µS/cm.
Tabel 2 Data
kisaran kualitas air 3 ppt yang diberi paparan listrik 10 Volt.
Perlakuan
(menit)
|
Parameter
|
||||
Suhu
(°C)
|
pH
|
DO
(mg/L)
|
Amonia
(mg/L)
|
DHL
(µs/cm)
|
|
0
|
25.22-25.30
|
8.20-8.23
|
5.44
|
0.008
|
140-141
|
2
|
26.10-26.11
|
8.26
|
5.30
|
0.014
|
145
|
4
|
26.00-26.11
|
8.23-8.24
|
5.30-5.31
|
0.016
|
130-137
|
6
|
26.30
|
8.25
|
5.30-5.31
|
0.025
|
135-140
|
8
|
25.30
|
8.24-8.25
|
5.30-5.32
|
0.008
|
130-134
|
10
|
25.00-25.40
|
8.25-8.26
|
5.25-5.26
|
0.012-0.013
|
133-135
|
Refrensi
|
25-32
(Boyd 1990)
|
6-9
(Boyd 1990)
|
>2
(Boyd 1990)
|
<0.02
(Effendi 2003)
|
<1000(Zain 2012)
|
Berdasarkan tabel 2, suhu
pada media air yang diberi paparan listrik sebesar 10 Volt berkisar antara
25.00-26.30 0C, pH berkisar antara 8.22-80.26. Nilai DO berkisar
antara 5.25-5.44 mg/L, nilai amonia berkisar antara 0.008-0.025 mg/L dengan.
Nilai DHL berkisar antara 130-145 µS/cm.
Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa pada semua parameter masih
dalam kisaran normal dan layak untuk kegiatan budidaya perikanan menurut
pustaka yang dirujuk.
Berikut adalah tabel perhitungan analisis
biaya teknologi desinfeksi dengan pemberian
aliran listrik 10 Volt.
Tabel 3.
Analisis biaya teknologi desinfeksi dengan pemberian
aliran listrik 10 Volt.
Perlakuan
|
V
|
A
|
Produksi
Listrik
|
Biaya
|
(Menit)
|
(Volt)
|
(Ampere)
|
(kWh)
|
(Rupiah)
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
10
|
5
|
0.000167
|
0.132
|
4
|
10
|
5
|
0.000333
|
0.265
|
6
8
10
|
10
10
10
|
5
5
5
|
0.000555
0.000738
0.000922
|
0.441
0.587
0.733
|
Berdasarkan tabel 3, analisis biaya listrik
teknologi desinfeksi dengan pemberian aliran listrik 10 Volt
memiliki biaya terbesar pada perlakuan 10 menit sebesar Rp 0.733 sedangkan
biaya terkecil terdapat pada perlakuan 0 menit sebesar Rp 0.
Air tandon kolam Babakan 0 ppt
yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai koduktivitas lebih rendah
dibandingkan air laut. Hal ini sesuai seperti yang diungkapkkan Aras (2011)
bahwa air tawar lebih bervariasi dalam hal proporsi ion- ion utamanya, sehingga
nilai konduktivitas biasanya tidak berbanding lurus dengan nilai salinitas.
Perairan laut memiliki nilai DHL yang sangat tinngi karena banyaknya
garam-garam terlarut di dalamnya (APHA 1976 dalam
Effendi 2003). Total bakteri terendah pada air
tandon kolam Babakan 0 ppt dicapai perlakuan 10 menit berkisar pada 102 CFU/mL
dengan persentase mortalitas bakteri mencapai
6.66 %.
Air tandon kolam Babakan 3 ppt
yang digunakan mengalami penurunan total koloni bakteri. Total
bakteri terendah dicapai perlakuan 10 menit berkisar pada 101 CFU/mL
dengan persentase mortalitas bakteri mencapai
3.2 %.
Probiotik yang digunakan dalam
kegiatan pendahuluan penelitian ini adalah NP5, yang merupakan bakteri dari
genus Bacillus (Sari 2012). Bakteri NP5 ini merupakan bakteri yang
diisolasi dari saluran pencernaan ikan nila dan telah dilakukan beberapa uji
seperti uji ketahanan terhadap pH asam, uji penempelan, serta uji patogenesis
(Putra 2010). Total bakteri terendah dicapai
perlakuan 6 menit berkisar pada 107 CFU/mL dengan
persentase mortalitas bakteri mencapai
0.8 %. Menurunnya
total bakteri dan persentase
bakteri terkandung pada biakan bakteri probiotik NP5 pada kegiatan
pendahuluan penelitian yang dilakukan tidak menjadikan masalah yang buruk pada
kegiatan budidaya dalam persiapan wadah. Peran bakteri dalam perairan sangat
beragam (Jayanti AD et al. 2009). Berbagai upaya
telah dilakukan untuk mengendalikan penyakit dan kualitas air, salah satunya
menggunakan probiotik (Linggarjati KF et
al. 2013). Sari (2012) menyatakan bahwa ada
beberapa fungsi probiotik dalam akuakultur seperti meningkatkan nilai nutrisi
pakan, meningkatkan sistem imun dan memperbaiki kualitas air media
pemeliharaan. Dikarenakan
ketersediaan bakteri probiotik yang masih dapat ditambahkan ke dalam kegiatan
budidaya melalui aplikasi secara oral melalui pakan atau metode penyuntikan.
Bakteri patogen merupakan bakteri
yang sangat merugikan dalam bidang budidaya (Linggarjati KF et al. 2013). Salah satu bakteri patogen
yaitu bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif yang dapat menyebabkan
penyakit. Dinding sel bakteri
Staphylococcus aureus berbeda-beda menurut strain dan umur sel (Hariono 2012).
Total bakteri terendah dicapai
perlakuan 6 menit sebesar 107 CFU/mL dengan
persentase mortalitas bakteri mencapai 0.9
%.
Persentase bakteri terkandung
terendah pada air tandon kolam Babakan 0 ppt dan 3 ppt dicapai perlakuan 10
menit sebesar 84.4±1.3 % dan 77.1±5.9 %. Sedangkan persentase pada biakan bakteri probiotik NP5
dan Staphylococcus aureus sebesar
98.4 % dan 98.1 % pada akhir perlakuan (6 menit).
Analisis biaya listrik tertinggi desinfeksi dengan
pemberian aliran listrik 10 Volt memiliki nilai biaya listrik 0 kWh pada
kontrol, 0.000167 kWh pada perlakuan 2 menit, 0.000333 kWh pada perlakuan 4
menit, 0.000555 kWh pada perlakuan 6 menit, 0.000738 kWh pada 8 perlakuan 8
menit dan 0.000922 kWh pada perlakuan 10 menit. Biaya tertinggi pada perlakuan
10 menit (Rp 0.733), hal ini dikarenakan pada perlakuan 10 menit menggunakan waktu
yang lebih lama untuk proses desinfeksi.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Desinfeksi air menggunakan aliran
listrik 10 Volt dengan perlakuan lama menit ternyata memberikan pengaruh
terhadap jumlah total bakteri, persentase mortalitas bakteri, persentase
bakteri bakteri terkandung, kualitas air dan analisis biaya listrik. Perlakuan
terbaik dengan total bakteri terendah dalam penelitian ini adalah perlakuan 10
menit berkisar pada 102 CFU/mL
dengan persentase mortalitas bakteri mencapai 6.66 % pada tandon air 0 ppt dan
101 CFU/mL dengan persentase mortalitas bakteri mencapai 3.2 % pada
tandon air 3 ppt. Biaya listrik tertinggi pada penelitian ini dicapai pada
perlakuan 10 menit (Rp 0.733).
Saran untuk proses desinfeksi
dengan pemberian aliran listrik 10 Volt dengan volume air yang lebih besar dan
perlakuan pemberian lama waktu yang lebih beragam.
DAFTAR PUSTAKA
Aras AK. 2011.
Penggunaan Paparan Medan Listrik 10 Volt Dan Salinitas 3 ppt Terhadap Kinerja
Produksi Ikan Botia Chromobotia
macracanthus Bleeker Dengan Kepadatan Berbeda [skripsi]. Bogor (ID).
Institut PertaniaN Bogor.
Boyd CE. 1990. Water
Quality Management for Pond Fish Culture. Birmingham (US): Elsevier Science
Publishing Company.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta. (ID):
Kanisius.
Hariono B. 2012. Inaktivasi Bakteri Patogen S. aureus ATCC 25923, S.
Typhimurium ATCC 14028, E. coli ATCC 25922 Dengan Metode UV seri-HPEF
Serta Pengaruhnya Terhadap Kerusakan Sel Bakteri [skripsi]. Bogor (ID).
Institut Pertaniann Bogor.
Jayanti
AD, Indah R, Husnul FH. 2009. Distribusi Bakteri Heterotrofik, Coliform,
Patogen, Vibrio parahemolyticus dan
Total Sel Bakteri dan Kaitannya dengan Kimia Hara Perairan Pulau Bawean.
Pelayaran Kebangsaan Ilmuan Muda 2009. Perairan Kepulauan Bawean. 28 April – 2
Mei 2009 : 13 hal.
Khairuman.
2008. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif. Jakarta (ID) Agromedia Pustaka.
Linggarjati KF, Ali D,
Subagiyo. 2013. Uji Penggunaan Bacillus sp.
Sebagai Kandidat Probiotik Untuk Pemeliharaan Rajungan (Portunus sp.). Jurnal of Marine Research. 2(1):1-6.
Marlupi I. 2003.
Desinfeksi Escherichia coli Melalui
Fotokatalisis Titanium Dioksida (Tio2) Bubuk Fase Rutile [skripsi].
Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
Putra AN. 2010. Kajian
Probiotik, Prebiotik dan Sinbiotik Untuk Meningkatkan Kinerja Pertumbuhan Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) [Tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
Sari NA. 2012.
Pemberian Sinbiotik Dengan Dosis Berbeda Untuk Meningkatkan Kinerja Pertumbuhan
dan Respon Imun Benih Ikan Patin Pangasius
sp. [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
Yanuarta FK. 2012.
Signifikansi Penggunaan Zeolit Alam Pada Proses Ozonasi Untuk Desinfeksi Hama
Bakteri Xanthomonas Oryzae Pv. Oryzae Pada
Tanaman Padi [skripsi]. Depok (ID). Universitas Indonesia.
Zain
AHMK. 2012. Sebaran TDS, DHL, Penurunan Muka Air Tanah dan Prediksi Intrusi Air
Laut Di Kota Tangerang Selatan [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.