Selasa, 24 Juni 2014

ringkasan seminar

                            RINGKASAN SEMINAR HASIL PENELITIAN
                            PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA
                            DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
                            FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
                            INSTITUT PERTANIAN BOGOR
                            2014
Judul
:
Desinfeksi Air Menggunakan Aliran Listrik 10 Volt Dengan Lama Perlakuan 0, 2, 4, 6, 8 dan 10 Menit
Nama
:
Intan Kurnia Sakarosa
NRP
:
C14100056
Pembimbing
:
1.        Dr. Ir. Kukuh Nirmala, M.Sc.
2.        Dr. Munti Yuhana, S.Pi, M.Si
Hari/tanggal
:
Kamis/19 Juni 2014
Waktu/tempat
:
10.00-11.00/ R. Benk lantai 3, Departemen Budidaya Perairan, FPIK, IPB

PENDAHULUAN

Dalam kegiatan budidaya dikenal adanya kegiatan persiapan wadah. Pendekatan lingkungan untuk desinfeksi air sebagai media pemeliharaan memanfaatkan aliran listrik belum pernah dilakukan. Wadah dan media dalam budidaya merupakan bagian yang penting dan memerlukan penanganan khusus diawal kegiatan budidaya. Penggunaan air sebagai media pemeliharaan yang tidak steril menjadikan sumber berbagai penyakit dan kematian massal pada ikan. Khairuman 2008 mengatakan bahwa penggunaan benih ikan yang baik tidak dapat menentukan produksi lebih baik ketika wadah atau media yang digunakan mengandung sumber patogen.

Desinfeksi air sebagai media pemeliharaan perlu dilakukan sebelum digunakan dalam kegiatan budidaya. Hal ini bertujuan untuk mencegah masuknya sumber patogen penyebab penyakit diawal budidaya. Salah satu cara desinfeksi bakteri adalah dengan metode ozonasi (Yanuarta 2012). Terdapat beberapa bahan kimia yang digunakan dalam desinfeksi seperti kaporit, klorin, kalium permanganat dan formalin. Metode desinfeksi baik secara fisik, biologi, kimia dan kombinasinya bertujuan untuk menciptakan kondisi bebas mikroorganisme (Marlupi 2003). Sehingga ikan yang dibudidaya dapat hidup dalam lingkungan optimal dan bebas penyakit.

Pemanfaatan aliran listrik diharapkan dapat menurunkan jumlah koloni bakteri pada media pemeliharaan, sehingga dapat menjadi suatu teknologi baru dalam desinfeksi wadah budidaya perairan yang aman. Tanpa diperlukan penggantian air, sehingga dapat menekan penggunaan jumlah air dan dapat langsung digunakan dalam proses budidaya.


TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pemberian aliran listrik sebesar 10 Volt dengan berbagai perlakuan lama waktu pada air yang akan digunakan sebagai media budidaya dengan pemberian aliran listrik dengan lama waktu yang tepat untuk pelaksanaan desinfeksi pada air.

METODOLOGI
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2014 bertempat di Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Media air yang digunakan untuk penelitian ini air tandon 0 ppt dan 3 ppt dengan volume yang digunakan sebanyak 6 liter per akuarium dengan volume total 108 liter untuk semua perlakuan dan ulangan. Air bersumber dari kolam Babakan Darmaga Bogor. Biakan bakteri probiotik NP5 dan bakteri Staphylococcus aureus sebanyak masing-masing  500 ml dan populasi 108 CFU/mL dituangkan pada 71.5 liter akuades steril sebagai kegiatan penelitian pendahuluan. Volume yang digunakan sebanyak 6 liter per akuarium dengan volume total 72 liter untuk semua perlakuan dan ulangan. Air yang diberikan perlakuan adalah sebanyak 6 liter untuk setiap akuarium.
Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu perlakuan pemberian aliran listrik dengan waktu berbeda pada pelaksanaan desinfeksi air. Perlakukan terdiri atas Kontrol : Tanpa pemberian aliran listrik, Perlakuan 2 menit : Waktu pemberian aliran listrik 2 menit, Perlakuan 4 menit : Waktu pemberian aliran listrik 4 menit, Perlakuan 6 menit : Waktu pemberian aliran listrik 6 menit, Perlakuan 8 Menit : Waktu pemberian aliran listrik 8 menit dan Perlakuan 10 : Waktu prmberian aliran listrik 10 menit. Parameter yang diamati meliputi parameter Total Plate Count (TPC), persentase bakteri terkandung, persentase mortalitas bakteri, pengukuran kualitas air (suhu, pH, DO, amonia dan DHL) dan analisis biaya listrik. Pengolahan dan analisis data menggunakan Microsoft Excel 2017 selanjutnya data kualitas air diolah secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
            Berikut ini adalah Nilai TPC dan persentase mortalitas bakteri pada pendahuluan penelitian selama proses pemberian paparan listrik sebesar 10 Volt.
Gambar 1. Total Plate Count dan persentase mortalitas bakteri biakan bakteri probiotik NP5 (kiri) dan bakteri Staphylococcus aureus (kanan)
Total bakteri pada biakan bakteri probiotik NP5 terendah dicapai perlakuan 6 menit berkisar pada 107 CFU/mL dengan persentase mortalitas bakteri mencapai 0.8 %. Sedangkan Total bakteri pada biakan bakteri Staphylococcus aureus terendah dicapai perlakuan 6 menit berkisar pada 107 CFU/mL dengan persentase mortalitas bakteri mencapai 0.9 %. (--) menunjukkan kisaran minimum total bakteri untuk budidaya perikanan.
Berikut ini adalah Nilai TPC dan persentase mortalitas bakteri pada penelitian utama pada air tandon Kolam Babakan 0 ppt dan 3 ppt selama proses pemberian paparan listrik sebesar 10 Volt.
Gambar 2. Total Plate Count dan persentase mortalitas bakteri penelitian utama pada air tandon Kolam Babakan 0 ppt (kiri) dan 3 ppt (kanan)
Total bakteri penelitian utama pada air tandon Kolam Babakan 0 ppt terendah dicapai perlakuan 10 menit berkisar pada 102 CFU/mL dengan persentase mortalitas bakteri mencapai 6.66 %. Sedangkan pada 3 ppt terendah dicapai perlakuan 10 menit berkisar pada 101 CFU/mL dengan persentase mortalitas bakteri mencapai 3.2 %. (--) menunjukkan kisaran minimum total bakteri untuk budidaya perikanan.
Berikut ini adalah persentase bakteri terkandung pada air tandon Kolam Babakan 0 ppt dan 3 ppt selama proses pemberian paparan listrik sebesar 10 Volt.
Gambar 3. Persentase bakteri terkandung pada air tandon Kolam Babakan 0 ppt dan 3 ppt
Persentase bakteri terkandung terendah pada air tandon Kolam Babakan 0 ppt dan 3 ppt sebesar 84.4±1.3 % dan 77.1±5.9 % pada akhir perlakuan (10 menit).
Berikut ini adalah persentase bakteri terkandung pada air biakan bakteri probiotik NP5 dan Staphylococcus aureus selama proses pemberian paparan listrik sebesar 10 Volt.
Gambar 4. Persentase bakteri terkandung pada air biakan bakteri probiotik NP5 dan Staphylococcus aureus
Persentase bakteri terkandung terendah pada air biakan bakteri probiotik NP5 dan Staphylococcus aureus sebesar 98.4 % dan 89.1 % pada akhir perlakuan (10 menit).
Berikut ini merupakan data kisaran kualitas air tandon kolam Babakan 0 ppt yang diberi paparan listrik 10 Volt.
Tabel 1 Data kisaran kualitas air 0 ppt yang diberi paparan listrik 10 Volt.
Perlakuan (menit)
Parameter
Suhu (°C)
pH
DO (mg/L)
Amonia (mg/L)
DHL (µs/cm)
0
25.20-25.30
8.29-8.31
5.41-5.42
0.010-0.011
130
2
26.00-26.10
8.26-8.27
5.31-5.32
0.014-0.015
125-126
4
26.00-26.10
8.23-8.24
5.30-5.31
0.016
126-127
6
26.30-26.40
8.25-8.26
5.30-5.31
0.025-0.026
130-131
8
25.00-25.30
8.25
5.26-5.32
0.009-0.010
130-131
10
25.00-25.40
8.25-8.26
5.25-5.26
0.013
131
Refrensi
25-32 (Boyd 1990)
6-9 (Boyd 1990)
>2 (Boyd 1990)
<0.02 (Effendi 2003)
<1000(Zain 2012)
Berdasarkan tabel 1, suhu pada media air yang diberi paparan listrik sebesar 10 Volt berkisar antara 25.00-26.40 0C, pH berkisar antara 8.23-80.31. Nilai DO berkisar antara 5.25-5.41 mg/L, nilai amonia berkisar antara 0.009-0.026 mg/L. Nilai DHL berkisar antara 125-131 µS/cm.
Tabel 2 Data kisaran kualitas air 3 ppt yang diberi paparan listrik 10 Volt.
Perlakuan (menit)
Parameter
Suhu (°C)
pH
DO (mg/L)
Amonia (mg/L)
DHL (µs/cm)
0
25.22-25.30
8.20-8.23
5.44
0.008
140-141
2
26.10-26.11
8.26
5.30
0.014
145
4
26.00-26.11
8.23-8.24
5.30-5.31
0.016
130-137
6
26.30
8.25
5.30-5.31
0.025
135-140
8
25.30
8.24-8.25
5.30-5.32
0.008
130-134
10
25.00-25.40
8.25-8.26
5.25-5.26
0.012-0.013
133-135
Refrensi
25-32 (Boyd 1990)
6-9 (Boyd 1990)
>2 (Boyd 1990)
<0.02 (Effendi 2003)
<1000(Zain 2012)
Berdasarkan tabel 2, suhu pada media air yang diberi paparan listrik sebesar 10 Volt berkisar antara 25.00-26.30 0C, pH berkisar antara 8.22-80.26. Nilai DO berkisar antara 5.25-5.44 mg/L, nilai amonia berkisar antara 0.008-0.025 mg/L dengan. Nilai DHL berkisar antara 130-145 µS/cm. Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa pada semua parameter masih dalam kisaran normal dan layak untuk kegiatan budidaya perikanan menurut pustaka yang dirujuk.
Berikut adalah tabel perhitungan analisis biaya teknologi desinfeksi dengan pemberian aliran listrik 10 Volt.
Tabel 3. Analisis biaya teknologi desinfeksi dengan pemberian aliran listrik 10 Volt.
Perlakuan
V
A
Produksi Listrik
Biaya
(Menit)
(Volt)
(Ampere)
(kWh)
(Rupiah)
0
0
0
0
0
2
10
5
0.000167
0.132
4
10
5
0.000333
0.265
6
8
10
10
10
10
5
5
5
0.000555
0.000738
0.000922
0.441
0.587
0.733
Berdasarkan tabel 3,  analisis biaya listrik teknologi desinfeksi dengan pemberian aliran listrik 10 Volt memiliki biaya terbesar pada perlakuan 10 menit sebesar Rp 0.733 sedangkan biaya terkecil terdapat pada perlakuan 0 menit sebesar Rp 0.
Air tandon kolam Babakan 0 ppt yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai koduktivitas lebih rendah dibandingkan air laut. Hal ini sesuai seperti yang diungkapkkan Aras (2011) bahwa air tawar lebih bervariasi dalam hal proporsi ion- ion utamanya, sehingga nilai konduktivitas biasanya tidak berbanding lurus dengan nilai salinitas. Perairan laut memiliki nilai DHL yang sangat tinngi karena banyaknya garam-garam terlarut di dalamnya (APHA 1976 dalam Effendi 2003). Total bakteri terendah pada air tandon kolam Babakan 0 ppt dicapai perlakuan 10 menit berkisar pada 102 CFU/mL dengan persentase mortalitas bakteri mencapai  6.66 %.
Air tandon kolam Babakan 3 ppt yang digunakan mengalami penurunan total koloni bakteri. Total bakteri terendah dicapai perlakuan 10 menit berkisar pada 101 CFU/mL dengan persentase mortalitas bakteri mencapai  3.2 %.
Probiotik yang digunakan dalam kegiatan pendahuluan penelitian ini adalah NP5, yang merupakan bakteri dari genus  Bacillus (Sari 2012). Bakteri NP5 ini merupakan bakteri yang diisolasi dari saluran pencernaan ikan nila dan telah dilakukan beberapa uji seperti uji ketahanan terhadap pH asam, uji penempelan, serta uji patogenesis (Putra 2010). Total bakteri terendah dicapai perlakuan 6 menit berkisar pada 107 CFU/mL dengan persentase mortalitas bakteri mencapai 0.8 %. Menurunnya total bakteri dan persentase bakteri terkandung pada biakan bakteri probiotik NP5 pada kegiatan pendahuluan penelitian yang dilakukan tidak menjadikan masalah yang buruk pada kegiatan budidaya dalam persiapan wadah. Peran bakteri dalam perairan sangat beragam (Jayanti AD et al. 2009). Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan penyakit dan kualitas air, salah satunya menggunakan probiotik (Linggarjati KF et al. 2013). Sari (2012) menyatakan bahwa ada beberapa fungsi probiotik dalam akuakultur seperti meningkatkan nilai nutrisi pakan, meningkatkan sistem imun dan memperbaiki kualitas air media pemeliharaan. Dikarenakan ketersediaan bakteri probiotik yang masih dapat ditambahkan ke dalam kegiatan budidaya melalui aplikasi secara oral melalui pakan atau metode penyuntikan.
Bakteri patogen merupakan bakteri yang sangat merugikan dalam bidang budidaya (Linggarjati KF et al. 2013). Salah satu bakteri patogen yaitu bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif yang dapat menyebabkan penyakit. Dinding sel bakteri Staphylococcus aureus berbeda-beda menurut strain dan umur sel (Hariono 2012). Total bakteri terendah dicapai perlakuan 6 menit sebesar 107 CFU/mL dengan persentase mortalitas bakteri mencapai 0.9 %.
Persentase bakteri terkandung terendah pada air tandon kolam Babakan 0 ppt dan 3 ppt dicapai perlakuan 10 menit sebesar 84.4±1.3 % dan 77.1±5.9 %. Sedangkan persentase pada biakan bakteri probiotik NP5 dan Staphylococcus aureus sebesar 98.4 % dan 98.1 % pada akhir perlakuan (6 menit).
Analisis biaya listrik tertinggi desinfeksi dengan pemberian aliran listrik 10 Volt memiliki nilai biaya listrik 0 kWh pada kontrol, 0.000167 kWh pada perlakuan 2 menit, 0.000333 kWh pada perlakuan 4 menit, 0.000555 kWh pada perlakuan 6 menit, 0.000738 kWh pada 8 perlakuan 8 menit dan 0.000922 kWh pada perlakuan 10 menit. Biaya tertinggi pada perlakuan 10 menit (Rp 0.733), hal ini dikarenakan pada perlakuan 10 menit menggunakan waktu yang lebih lama untuk proses desinfeksi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Desinfeksi air menggunakan aliran listrik 10 Volt dengan perlakuan lama menit ternyata memberikan pengaruh terhadap jumlah total bakteri, persentase mortalitas bakteri, persentase bakteri bakteri terkandung, kualitas air dan analisis biaya listrik. Perlakuan terbaik dengan total bakteri terendah dalam penelitian ini adalah perlakuan 10 menit berkisar pada 102 CFU/mL dengan persentase mortalitas bakteri mencapai 6.66 % pada tandon air 0 ppt dan 101 CFU/mL dengan persentase mortalitas bakteri mencapai 3.2 % pada tandon air 3 ppt. Biaya listrik tertinggi pada penelitian ini dicapai pada perlakuan 10 menit (Rp 0.733).
Saran untuk proses desinfeksi dengan pemberian aliran listrik 10 Volt dengan volume air yang lebih besar dan perlakuan pemberian lama waktu yang lebih beragam.
DAFTAR PUSTAKA
Aras AK. 2011. Penggunaan Paparan Medan Listrik 10 Volt Dan Salinitas 3 ppt Terhadap Kinerja Produksi Ikan Botia Chromobotia macracanthus Bleeker Dengan Kepadatan Berbeda [skripsi]. Bogor (ID). Institut PertaniaN Bogor.
Boyd CE. 1990. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Birmingham (US): Elsevier Science Publishing Company.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta. (ID): Kanisius.
Hariono B. 2012. Inaktivasi Bakteri Patogen S. aureus ATCC 25923, S. Typhimurium ATCC 14028, E. coli ATCC 25922 Dengan Metode UV seri-HPEF Serta Pengaruhnya Terhadap Kerusakan Sel Bakteri [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertaniann Bogor.
Jayanti AD, Indah R, Husnul FH. 2009. Distribusi Bakteri Heterotrofik, Coliform, Patogen, Vibrio parahemolyticus dan Total Sel Bakteri dan Kaitannya dengan Kimia Hara Perairan Pulau Bawean. Pelayaran Kebangsaan Ilmuan Muda 2009. Perairan Kepulauan Bawean. 28 April – 2 Mei 2009 : 13 hal.
Khairuman. 2008. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif. Jakarta (ID) Agromedia Pustaka.
Linggarjati KF, Ali D, Subagiyo. 2013. Uji Penggunaan Bacillus sp. Sebagai Kandidat Probiotik Untuk Pemeliharaan Rajungan (Portunus sp.). Jurnal of Marine Research. 2(1):1-6.
Marlupi I. 2003. Desinfeksi Escherichia coli Melalui Fotokatalisis Titanium Dioksida (Tio2) Bubuk Fase Rutile [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
Putra AN. 2010. Kajian Probiotik, Prebiotik dan Sinbiotik Untuk Meningkatkan Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) [Tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
Sari NA. 2012. Pemberian Sinbiotik Dengan Dosis Berbeda Untuk Meningkatkan Kinerja Pertumbuhan dan Respon Imun Benih Ikan Patin Pangasius sp. [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
Yanuarta FK. 2012. Signifikansi Penggunaan Zeolit Alam Pada Proses Ozonasi Untuk Desinfeksi Hama Bakteri Xanthomonas Oryzae Pv. Oryzae Pada Tanaman Padi [skripsi]. Depok (ID). Universitas Indonesia.
Zain AHMK. 2012. Sebaran TDS, DHL, Penurunan Muka Air Tanah dan Prediksi Intrusi Air Laut Di Kota Tangerang Selatan [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.